Februari 20, 2009

Liberalisme

Liberalisme

Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.

Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas.

Kebebasan adalah tujuan tersendiri bagi liberalis. Tanpa kebebasan manusia tidak dapat hidup dan masyarakat tidak dapat berfungsi. Karena itu gagasan kebebaan di setiap masa dan tempat selalu memainkan peran. Tradisi-tradisi hukum alam di jaman kuno dan abad pertengahan pun telah menuntut ruang kebebasan yang terjamin dari cengkeraman kekuasaan yang masih mengutamakan masyarakat di atas individu.

Baru di era Aufklärung (jaman pencerahan), kebebasan individu menjadi premis yang dapat melegitimasi tatanan hukum dengan sebenarnya. Dalam bukunya “Two Treatises on Government” (1690) John Locke pernahmerumuskan bahwa manusia adalah miliknya sendiri. Negara didasari pada suatu perjanjian yang dijalani manusia dalam rangka melindungi hak-hak mereka atas kebebasan, hidup dan milik.

Kutipan diatas berasal dari newsletter tentang “liberalisme” yang diterbitkan oleh Friedrich Naumann Stiftung, yang dapat anda download secara utuh dibawah ini.

Liberalisme dan Agama

Pandangan-pandangan liberalisme dengan paham agama seringkali berbenturan karena liberalisme menghendaki penisbian dari semua tata nilai, bahkan dari agama sekalipun. meski dalam prakteknya berbeda-beda di setiap negara, tetapi secara umum liberalisme menganggap agama adalah pengekangan terhadap potensi akal manusia.

A: "'Liberalisme' didefinisikan sebagai suatu etika sosial yang menganjurkan kebebasan dan kesetaraan secara umum." - Coady, C. A. J. Distributive Justice, A Companion to Contemporary Political Philosophy, editors Goodin, Robert E. and Pettit, Philip. Blackwell Publishing, 1995, p.440. B: "Kebebasan itu sendiri bukanlah sarana untuk mencapai tujuan politik yang lebih tinggi. Ia sendiri adalah tujuan politik yang tertinggi."- Lord Acton

Apa itu Liberal dan apa itu Liberalisme?

Berikut ini adalah sebuah opini yang disampaikan oleh Al-Mustaqeem Mahmod Radhi (Pengarah Eksekutif, Middle-Eastern Graduates Centre) dalam sebuah diskusi pada tanggal 11 Agustus 2006, yang diadakan oleh Open Dialogue Centre (ODC), sebuah think tank yang memfokuskan diri pada penyebaran gagasan kebebasan, terutama bagi kaum muda di Malaysia.

Dalam artikel ini Mahmod Radhi menjelaskan mengenai makna kata liberal dan sejarah kemunculan konsep ini. Secara menarik Mahmod Radhi melangkah menjelaskan konsep ini dari sebuah perjalanan sejarah kedalam situasi kontekstual, disertai berbagai contoh dan pengandaian yang cukup jelas.

Meskipun bahasa Melayu yang dipergunakan adalah dialek Malaysia namun tak ada salahnya pula bagi kita di Indonesia membacanya, menjadikan sebuah perbandingan yang berharga.

Al-Mustaqeem Mahmod Radhi mempunyai pengalaman lima tahun dalam bidang penulisan dan kewartawanan dan pernah bekerja sebagai wartawan di surat kabar Berita Keadilan dan editor di majalah seni-budaya Siasah.

Penulis dan penterjemah bebas ini mempunyai minat dalam bidang seni-budaya. Sewaktu masih belajar di Jordan pada tahun 1995 beliau menulis dan mengarahkan teater Melayu pertama di Jordan, berjudul Kerapu. Walaupun tidak pernah mendapat pendidikan formal dalam bidang tersebut, pengalamannya bersama majalah Siasah mendekatkannya dengan dunia tersebut dan mereka yang terlibat aktif di dalamnya.

Sejak majalah Siasah terhenti, tulisan Al-Mustaqeem hanya dapat ditemui di Kakiseni.com, karena ia belum berencana menerbitkannya pada penerbitan lain.

Al-Mustaqeem adalah Lulusan Syariah dan Pengajian Islam, Universiti Mu'tah, Jordan. Beliau merupakan penggagasa Komunite Seni Jalan Telawi (KsJT), penganjur Acara Baca Puisi Keliling (Apuke). Pada saat ini Mahmod Radhi dan rekan-rekannya di KsJT aktif menganjurkan dialog dan forum yang berkaitan dengan senibudaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kasih comment key !!!!!